Menelisik Kemajuan Pemerintahan Desa Di Langkahan Alokasi APBG 2015

12/11/2015

Launching perdana alokasi dana APBG 2015, kemandirian desa dengan sumber daya manusia yang kurang memadai, bukan sekedar menguji taji bagi sejumlah pejabat Geuchik di Aceh Utara. Dibalik prihal tersebut, benar-benar akan terwujudkan suatu tanggung jawab penuh kesadaran serta ide-ide yang membangun.
 
Seperti di Kecamatan Langkahan, mungkin, kecamatan itu merupakan salah satu kecamatan yang disebagian besar daerahnya masih menyandang nama terisolir, selain itu kecamatan tersebut juga masih disebut-sebut sebagai daerah terpencil serta kawasan yang gagap teknologi.
 
Hasil reportase wartawan pada pertengahan Desember 2015, justru mendapatkan hal yang ironis, ternyata pengalaman kemandirian desa Langkahan sepatutnya mendapatkan apresiasi sebagai salah satu kecamatan yang aktif dan sukses. Dibidang administrasi kecamatan ini menjadi percontohan bagi kecamatan-kecamatan lain.
 
Rabu pagi 09/12/15 bertepatan hari libur nasional, menjadi peluang besar untuk melakukan pendalaman ilmu bagi semua aparatur desa di kecamatan penghasil komuditi jenis Pinang, Jerut Nipis dan Kakao ini.
 
Pagi itu, arah jarum jam tepat pada pakul 09.00 WIB, kepala Seksi Pembangunan Masyarakat Desa (PMD) Kantor Camat Langkahan, Muzakir, SE dengan menjinjing sebuah tas kerja berisi laptop dan modul pembelajar memasuki Aula Balai Desa kecamatan yang bersangkutan.
 
Terdengar riyuh diantara lirihnya suara ketikan laptop, ternyata sekitar puluhan perangkat desa yang terdiri dari Bendahara Desa, Sekretaris Desa dan Geuchik telah berkumpul seperti pelajar sekolahan menanti kedatangan guru.
 
Salam sapa saling menyahuti dengan takzim, ternyata bertepatan hari libur ini, Muzakir tokoh muda yang pro aktif terhadap pembangunan masyarakat ini, menghabiskan masa liburnya di kantor camat bersama aparatur desa yang penuh antusias.
 
Selayak kata pepatah, “Tidak terwujudnya suatu pembangunan, ketika didalam jantung rakyat tidak memiliki jiwa tokoh muda yang perkasa di dalamnya,” tentunya kata tersebut, pantas diapresiasikan kepada kasi PMD terkait.
 
Kecamatan Langkahan memiliki beberapa kelebihan, sehingga mengekang satu kata yakni SUKSES dalam proses tahun pertama kemandirian desa sesuai program Menteri Desa Republik Indonesia.
 
Tahap pertama dan kedua alokasi Anggaran Pendapatan Belanja Gampong (APBG) atau Anggaran Dana Desa (ADD) rampung 100 persen. 80 persen dari keseluruhan dana tersebut teralokasikan sesuai standar proyek tanpa terjadinya permasalahan.
 
Kebersamaan tokoh masyarakat terlihat kental, demikian yang dilakukan oleh Forum Geuchik. Bagi mereka forum ini bukan sekedar forum diskusi, namun bisa merealisasikan teori untuk mengadvokasikan program-program Gampong eks kewedanan Tanah Jambo Aye ini.
 
Langkah besar yang efesien dan akuntable, forum Geuchik yang di ketuai oleh Hamdani yang juga berkapasitas sebagai Geuchik Desa Pante Gaki Balee didampingi tokoh inten yakni Geuchik Lubok Mane Hasan Ismail, Geuchik Simpang Tiga M. Saleh, Geuchik Seureuke Sardilan dan Geuchik Krueng Lingka Bakhtiar membentuk pengawas eksternal bagi desa-desa di kecamatan yang bersangkutan, dimana para geuchik familiar kawasan terkait ini, dipercayakan sebagai manusia berbobot.
 
Kegiatan tersebut menurut mereka merupakan suatu langkah yang tepat untuk melibatkan semua unsur baik ekternal maupun internal desa, termasuk pembekalan Babinsa Koramil setempat, Polsek dan sejumlah tokoh besar Komite Peralihan Aceh (KPA) beriring sejajar, dengan tujuan merubah wajah kecamatan Langkahan kearah yang lebih berpotensi ke depan.
 
Para Geuchik diwajibkan satu sama lain untuk melakukan pengawasan bersama antar desa ke desa. “Kita melakukan hal ini, pastinya demi kemaslatan bersama. Dengan melibatkan kerja pengawasan seperti ini, bisa juga untuk langkah untuk mencontohkan pengalaman dari desa yang lebih mampu,” ujar Hamdani didampingi Hasan Ismail.
 
“Dengan kegiatan ini juga mampu meminimalisir problema yang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Kita melihat banyak juga permasalahan yang terjadi antara pemerintah desa dengan masyarakat dibeberapa desa. Dengan melakukan pengawasan bersama, kita juga memiliki kapasitas untuk memediasi permasalahan tersebut hingga tuntas. Hal ini kita lakukan, tentunya setelah semuanya bermusyawarah bersama dalam forum Geuchik,” imbuh, Hasan.
 
Layaknya study banding, demikian disebutkan. Kegiatan pengawasan ini juga melahirkan gagasan lain bagi pemerintah desa lainnya saat mendapati masalah disuatu desa. Kelayakan bangunan yang rentan menjadi sorotan, juga menjadi komplain bersama, berikutnya dengan teguran halus kebersamaan, mutu bangunan yang rentan terkait diperbaharui kembali.
 
“Kita telah mendatangi beberapa desa, dan kita dari forum geuchik mendapati proyek yang rentan di komplain. Disini kami sama-sama menyadari, tahun pertama ini SDM yang dimiliki pemerintahan desa masih minim, kita sama-sama belajar dan sama-sama mengawasi. Begitu ada indikasi masalahan kita pecahkan segera dan hasilnya pun akan lebih transparan publik,” kata Geuchik Bakhtiar atau lebih akrap disapa Geuchik Deth, Krueng Lingka.
 
Kegiatan forum Geuchik mendapatkan perhatian dan dukungan dari Muspika, khususnya kecamatan. Camat Langkahan M. Jamil melalui Kasi PMD menilai kegiatan yang dilakukan forum geuchik adalah langkah yang tepat untuk mengatasi masalah. “Dengan kebersamaan, itu akan membuat pembangunan Langkahan kedepan semakin utuh dan lebih baik. Kita tidak melihat dari segi SDMnya, tapi kita melihatnya berdasarkan kemauan dan keinginan untuk memahami dan melakukan, ternyata mereka antusias” kata Muzakir dengan nada simpati.
 
Muzakir terlihat seakan tak pernah merasakan lelah, peluh bercucuran mengajarkan format isian administrasi desa mengunakan Lensa Fokus yang dibeli dengan uangnya pribadi. “Awalnya saya merasa mustahil mereka akan mengerti, karena rata-rata tidak memahami komputer, karena ingin belajar, satu hari pertemuan saja mereka sudah menguasai Microsoft Word dan Exxel. Ini nilai plus buat mereka yang baru mengenal apa itu komputer,” ucapnya seraya mengeluarkan tawa.
 
Mengejutkan dan layak dipercontohkan, tidak sedikit desa di 852 desa di Aceh Utara di 23 kewedanan Camat bisa mempelari cara membuat laporan sendiri. Sementara, banyak kabar yang berhembus, desa-desa lebih praktis membayar petugas untuk membuatkan laporan seperti LPJ, yang bersedia dibayar dengan nilai nominal yang fantastik. Namun, bedanya di Langkahan, dengan ilmu cuma-cuma yang diajarkan kasi PMD, operator desa diwajibkan kuasai format administrasi untuk menyusunnya sendiri.
 
Awal kucuran dana desa tahap pertama lalu, Muzakir mulai disibukan dengan memberikan pemahaman dan sosialiasasi alokasi dana ADD. Pertemuan selalu dilaksanakan ketika waktu luang. Tidak hanya usai jam dinas, hingga malam pun mereka masih melakukan proses belajar mengajar, termasuk hari libur Nasional. Kegiatan tersebut masih berlangsung hingga akhir Desember 2015.
 
Apresiasi utama yang membuat Kasi PMD ini puas yaitu, ketika sejumlah aparatur yang dulunya berteman dengan cangkul dan parang, kini bergumul dengan komputer. Dari nol sekian persen aparatur desa yang memahami komputer, berkat buah tangan Muzakir, hampir 100 persen aparatur desa nyaris menguasi komputer berikut format isian pentingnya.(En)
 
Share

No comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2015 PUGAGAMPONG.com
Powered By Blogger