Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Aceh mengharapkan Sekretariat
Nasional (Seknas) dapat mengumumkan hasil seleksi pendamping desa
secepatnya. Sebab, setelah keluar pengumuman, para peserta yang lulus
harus segera diberikan pembekalan untuk mendampingi dana desa.
Hal itu disampaikan Kepala BPM Aceh, Drs Zulkifli HS MM, saat
memberikan sambutan pada pembukaan seleksi calon Tenaga Ahli dan
Pendamping Desa di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Selasa (10/11).
“Kami mengharapkan secepatnya, kalau bisa sepuluh hari,” katanya.
Setelah dinyatakan lulus, katanya, seluruh peserta mulai dari
pendamping lokal desa, pendamping desa dan tenaga ahli, harus mengikuti
pembekalan pratugas. Setelah itu baru diterjunkan ke lapangan untuk
segera bekerja.
Meskipun demikian, ketentuan kelulusan, diserahkan kepada Seknas
sepenuhnya. Pada seleksi itu, sebanyak 2.169 calon pendamping
profesional yang mendampingi dana desa mengikuti tes tulis dan
wawancara. Jumlah tersebut terdiri dari 128 calon tenaga ahli
pemberdayaan masyarakat desa.
Sebanyak 85 tenaga ahli infrastruktur desa, 42 tenaga ahli
pembangunan partisipatif, 93 tenaga ahli pemberdayaan ekonomi, 91 tenaga
ahli pengembangan teknologi tepat guna, dan 130 tenaga ahli
pengembangan pelayanan dasar. Semuanya it1u berkedudukan di
kabupaten/kota.
Selanjutnya, 1.029 pendamping desa yang berkedudukan di kecamatan dan
sebanyak 664 pendamping lokal desa yang berada di Aceh Tenggara dan
Gayo Lues juga mengikuti ujian susulan setelah tertunda beberapa waktu
lalu.
Pelaksanaan tes tenaga ahli dan pendamping desa dilaksanakan di Banda
Aceh, yang dipusatkan di dua tempat. Tes Pendamping Desa dilaksanakan
di Gedung Serbaguna Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya. Sedangkan
seleksi tenaga ahli dilaksanakan di Gedung Cut Nyak Dhien, Banda Aceh.
Zulkifli mengatakan, seleksi tersebut diawali dengan tes tulis,
dilanjutkan dengan seleksi wawancara keesokan harinya, atau hari ini
Rabu, (11/11). “Ini lebih awal datang berkas tes tulisnya sehingga
diawali dengan tes tulis secara serentak, baru kemudian esoknya tes
wawancara satu persatu sampai selesai,” katanya.
Berbeda dengan tes pendamping lokal yang dilaksanakan beberapa waktu
lalu, yang diawali dengan tes wawancara, Zulkifli mengatakan, seleksi
pendamping lokal sebelumnya diawali dengan wawancara karena
keterlambatan berkas tes di Aceh.
Panitia Pelaksana, Zul Husni, mengatakan, tim seleksi pendamping dana
desa tersebut terdiri dari pejabat pengadaan barang dan jasa nasional,
satuan kerja (Satker) Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa (P3MD) Aceh.
Selanjutnya, konsultan nasional pembangunan dan pemberdayaan
transisi, pejabat BPM kabupaten dan tim pendamping teknis kabupaten
P3MD. “Tenaga pendamping profesional yang dinyatakan lulus diwajibkan
mengikuti pelatihan pratugas yang diselenggarakan setelah pengumuman
hasil kelulusan,” ujarnya.
Terkait tertundanya seleksi calon pendamping lokal desa di Aceh
Tenggara dan Gayo Lues yang dikhawatirkan terjadi kebocoran soal, Kepala
BPM Aceh mengatakan, soal tes ujian tulis untuk pendamping lokal desa
di dua daerah tersebut berbeda dengan soal tes pendamping lokal desa
yang diselenggarakan belum lama ini.
Sebelumnya, seleksi pendamping lokal desa telah dilaksanakan di
sejumlah daerah di Aceh, 4 November, kecuali Aceh Tenggara dan Gayo
Lues, yang tertunda karena permintaan pemkab setempat.
“Di Gayo Lues dan Aceh Tenggara, hari ini dilaksanakan tes tulis
pendamping lokal desa, yang sempat tertunda karena permintaan daerahnya
karena bencana. Ketika itu jalan terputus. Tapi soalnya berbeda,”
terangnya. Pelaksanaan seleksi ke daerah tersebut turut dihadiri tim dari
Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal serta tim BPM Aceh.
No comments:
Post a Comment